Oleh: Bastian Chandra, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Pemenang Juara Harapan Lomba Menulis Artikel Islam & Konflik Bersenjata INSANIA
Abstrak
Konflik bersenjata yang terjadi di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah, menjadi perhatian dunia dalam konteks geopolitik regional serta global. Artikel ini mencoba untuk meneliti faktor terjadinya konflik yang terjadi di Negara-Negara Kawasan Islam Timur Tengah, melalui faktor eksternal berupa keterlibatan oligarki minyak dalam mempengaruhi konflik bersenjata di kawasan tersebut. Dengan menarik aktor yaitu tujuh perusahaan minyak terbesar atau dikenal dengan sebutan seven sisters, untuk menganalisis bagaimana oligarki minyak memiliki otoritas untuk memanipulasi dinamika konflik yang terjadi di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah.
Kata Kunci : Oligarki, Minyak, Islam, Timur Tengah, Konflik
Pendahuluan
Seven Sisters, atau Tujuh Saudari merupakan sebuah sebutan untuk 7 perusahaan minyak terbesar di dunia yaitu Exxon, Royal Dutch/Shell, British Petroleum, Mobil, Chevron, Gulf Oil, dan Texaco (Madureira, 2017). Ketujuh perusahaan minyak ini memiliki otoritas serta kontrol yang kuat terhadap industri minyak global, dalam hal produksi, distribusi, bahkan untuk menentukan harga minyak dunia. Wilayah Timur Tengah yang memiliki cadangan minyak dalam skala besar, menjadi fokus perhatian yang sangat penting bagi Seven Sisters, dalam upaya mempertahankan keberlangsungan bisnis mereka.
Sejak diadakannya pertemuan di Kastil Achnacarry pada tahun 1928, Seven Sisters terus berupaya untuk mengendalikan keseimbangan terhadap kekuasaan mereka terhadap minyak, bahkan sejak penemuan minyak di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah. Dengan ikut serta dalam beberapa peristiwa seperti, ikut serta mendukung monarki di Negara Iran dan Arab Saudi, melakukan penentangan terhadap pembentukan Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC), mengambil keuntungan dari perang antara Iran dan Irak yang merujuk kepada akhir dari Saddam Hussein dan kehancuran Irak, Seven Sisters selalu hadir (Al Jazeera, 2013).
Industri Minyak dan Masuknya Seven Sisters
Sejak ditemukannya sumber minyak besar di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah seperti, Saudi Arabia, Iran, Irak, pada awal abad ke-20. Di pertengahan abad ke-20 akhirnya perusahaan minyak besar yang dikenal sebagai Seven Sisters, memasuki kawasan Timur Tengah. Seven Sisters memperoleh kontrak untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak pada Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah, yang mereka dapatkan dari pemerintah negara tersebut (Madureira, 2017). Dengan mendapatkan hak eksklusif berupa melakukan kegiatan eksplorasi, produksi, distribusi, serta memasarkan minyak yang diperoleh dari Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah.
Keterlibatan dalam Konflik Bersenjata
Selama terjadinya perang antara Iran dan Irak pada tahun 1980 – 1988, beberapa dari Seven Sisters tetap melaksanakan operasional di dalam kedua negara yang sedang terlibat dalam konflik tersebut. Seven Sisters memainkan peran penting untuk menjaga proses produksi dan distribusi keberlangsungan minyak di wilayah tersebut. Adanya otoritas untuk mengontrol pasokan minyak dan memanipulasi produksi serta distribusi minyak, pada akhirnya dapat berdampak untuk memperdalam konflik yang terjadi antara Iran dan Irak. Hal tersebut diakui secara langsung oleh seorang pedagang minyak bernama Xavier Houzel, “Kami mengorbankan perang Iran-Irak, dan saya katakan kami mengorbankannya, karena satu negara harus digunakan untuk menghancurkan negara lainnya” (Al Jazeera, 2013).
Dalam beberapa kasus, Seven Sisters juga terlibat secara tidak langsung untuk mengambil keuntungan dari Negara Islam kawasan Timur Tengah yang sedang berkonflik. Seperti perebutan akan kontrol terhadap sumber daya minyak serta infrastruktur minyak selama konflik di Suriah berlangsung (Fisk, 2012). Bahkan dalam kasus konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina, Seven Sisters juga terlibat pada eksploitasi minyak dan gas di Laut Tengah, yang di menjadi landasan pendapat bahwa faktor adanya konflik antara Israel dan Palestina adalah karena ketersediaan sumber daya alam minyak di laut yang melimpah (Funes, 2023).
Pergeseran Kekuasaan
Seiring berjalannya waktu, dominasi Seven Sisters yang kuat atas kontrol industri minyak di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah mengalami penurunan. Kondisi tersebut diakibatkan adanya upaya dari Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah untuk mengurangi ketergantungan terhadap Seven Sisters. Dengan membentuk perusahaan minyak nasional, yang bertujuaan untuk mengelola serta melakukan pengendalian baik dalam bidang produksi dan distribusi minyak. Ditemukannya cadangan minyak di wilayah lain seperti Afrika, yang pada akhirnya mengalihkan minat Seven Sisters terhadap Kawasan Timur Tengah, serta perubahan terhadap regulasi dan kebijakan negara untuk membatasi akses dan kontrol Seven Sisters terhadap sumber daya minyak (Marcel, 2006).
Kesimpulan
Oligarki minyak memiliki kesempatan untuk mengambil kesempatan serta memperpanjang konflik bersenjata yang terjadi di Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah, melalui pengontrolan minyak selama konflik terjadi, sampai pemberian bantuan terhadap suatu pihak. Dengan mengambil studi kasus bagaimana Seven Sisters terlibat dalam konflik bersenjata Iran-Irak, menunjukan bahwa oligarki minyak dapat berperan di balik layar dalam suatu konflik bersenjata. Walaupun demikian, dewasa kini hegemoni yang dibangun oleh oligarki minyak semakin mengalami penurunan, yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal Negara-Negara Islam Kawasan Timur Tengah.
Referensi
Atmos. (2023). ‘This genocide is about oil’. https://atmos.earth/this-genocide-is-about-oil/
Fisk, R. (2012). Robert Fisk: Western agreement ‘could leave Syria in Assad’s hands for. The Independent. https://www.independent.co.uk/voices/commentators/fisk/robert-fisk-western-agreement-could-l eave-syria-in-assad-s-hands-for-two-more-years-7897087.html
Al Jazeera. (2013). The secret of the seven sisters. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/program/featured-documentaries/2013/4/26/the-secret-of-the-seven-sisters
Madureira, N. L. (2017). Squabbling Sisters: Multinational Companies and Middle East Oil Prices. Business History Review, 91(4), 681–706. doi:10.1017/S0007680517001398
Marcel, V. (2006). Oil titans: National oil companies in the Middle East. Brookings Institution Press.
Disclaimer: Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini sepenuhnya merupakan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan resmi Asosiasi INSANIA APIHHI.